Rabu, 10 Februari 2016
BNPT Klarifikasi Pesantren Wahdah Islamiyah Tidak Masuk Jaringan Teroris
alBalaghMedia.com-- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meralat dan mengklarifikasi rilis yang memasukkan Pesantren Wahdah Islamiyah (WI) sebagai jaringan terorisme di Indonesia. Hal itu disampaikan Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris saat live acara Makna dan Peristiwa di TV One di Jakarta pada Rabu (10/2).
Menurut Prof. Irfan penyebutan nama Wahdah Islamiyah dan pesantrennya sebagai teroris hanya miskomunikasi. “Pekan lalu ust Zaitun (pimpinan WI-ed-) sudah berkunjung ke BNPT bertemu dengan unsur pimpinan mulai pimpinan Deputi dan para direktur, kita duduk bersama menyelesaikan persolan itu, ada miskomunikasi”, terang akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini. “Ada miskomunikasi, pada data yang lalu itu ada memang yang pernah mampir di sekolah, mondok di situ kemudian bergabung ikut pelatihan di Aceh tapi itu sudah tidak ada”, imbuhnya.
Pada kesempatan itu beliau juga menyampaikan usulan Pangdam VII Wirabuana terkait pembersihan nama baik Wahdah Islamiyah. “Kami juga telah bertemu unsur pimpinanan WI di Makassar, Pangdam VII Wirabuana Mayjend Agus mengingatkan perlu ada upaya eksternal dan internal”, ucapnya. “Secara eksternal kita perlu klarifikasi kita perlu dibersihkan”, lanjutnya. “Secara internal pimpinan WI juga harus memantau jangan-jangan ada orang yang mengatasnamakan organisasi dan pesantren Wahdah Islamiyah”, tegasnya.
Sebagaimana ramai diberitakan, pada (4/02) portal berita cnn Indonesia melansir sebuah berita yang menyatakan bahwa BNPT sebut 19 pesantren terindikasi ajarkan radikalisme (http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160203201841-20-108711/bnpt-19-pesantren-terindikasi-ajarkan-radikalisme/), salah satunya adalah Wahdah Islamiyah. Tuduhan terhadap WI ditampik oleh berbagai kalangan, diantaranya Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat Ustad Bachtiar Nasir (UBN). “Jadi Wahdah Islamiyah bukan teroris menurut BNPT”, tanya UBN kepada Prof Irfan. “Bukan”, jawabnya. [Sym/wahdah.or.id]
Videonya tayangan tersebut bisa dilihat di bawah ini.
Artikel Terkait

Langganan:
Posting Komentar (Atom)