Salah satu pimpinan Garda Revolusi Iran, Mayjen Muhammad Ali Ja’fari mengakui bahwa negaranya memang sengaja masuk ke Suriah dan Yaman untuk memperkuat dan melebarkan pemahaman Syiah di dua negara tersebut.
“Iran telah menyiapkan 100 ribu pasukan bersenjata untuk memberikan dukungan kepada pemerintah Suriah dan Revolusi Islam Iran, guna memerangi para pemberontak dan melebarkan sayap perjuangan,” kata Ja’fari dalam sebuah acara yang disiarkan televisi Iran, Press TV.
Ja’fari menegaskan bahwa Barat begitu ketakutan dengan paham Syiah dan penyebarannya. Menurutnya, Iran akan menjadi kekuatan yang lebih menakutkan lagi jika berhasil menggabungkan negara-negara teluk seperti Suriah, Irak, Yaman dan Libanon.
“Kaum muslimin akan bergabung dengan Iran, Suriah, Irak, Yaman dan Libanon,” tegasnya lagi.
Adapun Yaman, Ja’fari menegaskan bahwa intervensi negaranya bukanlah intervensi yang dilakukan secara langsung. Namun, Iran masuk ke Yaman melalui pergerakan kelompok pemberontak Hutsiyin, demikian seperti dikutip dari Alarabiya, Jumat (8/5/2015)
Pengakuan Ja’fari ini seolah menegaskan bahwa kasus-kasus yang kini terjadi di negara-negara Timur Tengah tak lepas dari campur tangan Iran. Bahwa semua negara yang disusupi oleh Iran mengalami kekacauan luar biasa, dan mengorbankan puluhan ribu warga negara yang dimaksud.[]
Sumber: http://www.jurnalislam.com/