Jumat, 27 Februari 2015

Kecerdasan Strategi Ekonomi Khalifah Umar Bin Khattab radhiyallahu ‘anhu

Kecerdasan Sikap Ekonomi Khalifah Umar Bin Khattab radhiyallahu ‘anhu


alBalaghMedia.com-- Selama ini, kita hanya mengetahui bahwa hanya ada dua sahabat Rasul yang benar-benar sangat kaya, yaitu Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin Affan radhiyallahu 'anhuma. Namun kita tidak boleh mengabaikan kekayaan yang dipunyai oleh sahabat-sahabat yang lain.

Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu pernah mengatakan bahwa ia tak pernah bisa mengalahkan amal shaleh Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Dimana Umar menyedekahkan separuh hartanya di jalan Allah sedangkan Abu Bakar menyedekahkan seluruh hartanya. Siapapun tak bisa menandingi jumlah sedekah dan infaqnya Abu Bakar As-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu.

Lantas, bagaimana dengan kekayaan Umar bin Khattab sendiri? Khalifah setelah Abu Bakar itu dikenal sangat sederhana. Tidur siangnya beralaskan tikar dan batu bata di bawah pohon kurma, dan ia hampir tak pernah makan kenyang, menjaga perasaan rakyatnya. Padahal, Umar adalah seorang yang juga sangat kaya.

Ketika wafat, Umar bin Khattab meninggalkan ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 juta—perkiraan konversi ke dalam rupiah. Itu berarti, Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp 11,2 Triliun. Setiap tahun, rata-rata ladang pertanian saat itu menghasilkan Rp 40 juta, berarti Umar mendapatkan penghasilan Rp 2,8 Triliun setiap tahun, atau 233 Miliar sebulan.

Namun begitulah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ia tetap saja sangat berhati-hati. Harta kekayaannya pun ia pergunakan untuk kepentingan dakwah dan umat. Tak sedikit pun Umar menyombongkan diri dan mempergunakannya untuk sesuatu yang mewah dan berlebihan.

Investasi  Properti

Umar radhiyallahu 'anhu memiliki 70.000 properti. Umar radhiyallahu 'anhu selalu menganjurkan kepada para pejabatnya untuk tidak menghabiskan gajinya untuk dikonsumsi. Melainkan disisakan untuk menginvestasikannya pada properti. Agar uang mereka tidak habis hanya untuk dimakan.

Berikut ini keunggulan properti:
1. Sahabat Rasulullah yang kaya raya rata-rata lewat kepemilikan properti
2. Karena harga properti naik terus dan tidak fluktuatif
4. Karena properti adalah investasi terbaik dan teraman
5. Karena properti memiliki dua keuntungan : Capital gain dan cash flow
6. Karena bumi ini harus diwarisi oleh kaum yang taat kepada Allah saja.

Produksi 

Di zaman khalifah Umar bin Al Khatthab, kemakmuran benar benar telah tercapai. Perbendaharan Persia dan Romawi telah dikuasai oleh pasukan Khalifah Umar bin Al Khatthab, dan dibelanjakan untuk ummat Islam. Namun pada saat itu beliau pernah berpesan kepada kaum muslimin

ولا تأكلوا البيض ، فإنما البيضة لقمة ، فإذا تركت صارت دجاجة ثمن درهم

Janganlah kalian mengkonsumsi telor, karena telor itu akan habis dengan sekali suap. Namun bila engkau tetaskan, maka akan berubah menjadi seekor ayam yang nilai jualnya sebesar satu dirham.” (Ibnu Abi Ad Dunya)

Cermatilah bagaimana seorang khalifah yang sedang berada pada puncak kejayaannya memiliki kepekaan akan pentingnya perilaku ekonomi yang cerdas . Mengembangkan sumber daya alam, dan menjadi pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) yang bijak.

Andai ummat Islam mengilhami dan kemudian mengamalkan petuah ekonomi yang disampaikan oleh Khalifah Umar bin Al Khatthab di atas, niscaya -dengan izin Allah- kemakmuran terwujud.

Namun sayang, ummat Islam saat ini kurang pandai dalam mengelola sumber daya alamnya. Umat sering dilenakan dengan tren yang tidak produktif bahkan konsumtif. Budaya instan (ingin cepat mendapat hasil) dan budaya konsumtif sedang melanda umat ini. Banyak membeli produk hanya karena merk atau ikut-ikutan tren. Hanya sekedar ingin namun sebenarnya tidak dibutuhkan.

Mari memperbaiki masyarakat ini mulai dari diri masing-masing. Semoga kita bisa meneladani Umar bin Khattab. Semoga pemimpin kita bisa meneladani kepemimpinan dan kecerdasan al-Faruq Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. [*]
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dibolehkan menyebarkan konten website ini tanpa perlu izin dengan tetap menyertakan sumbernya. Tim al-Balagh Media