Kamis, 12 November 2015

Dahsyatnya Istighfar



Manusia adalah makhluk lemah, adakalanya ia sering berbuat khilaf dan dosa tanpa disadarinya. Namun sebaik-baiknya orang yang berbuat dosa adalah yang selalu memohon ampunan atas segala dosa yang ia lakukan. Istighfar merupakan salah satu jalan untuk meraih ampunan Allah Ta'ala. Istighfar mempunyai kedudukan yang tinggi dalam diri seorang hamba, bahkan Allah memadukannya dengan iman ketika berbicara tentang kaum kuffar Makkah dalam surah Al-Kahfi ayat 55:
"Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata".
Istighfar dalam pengertian bahasa adalah memohon ampunan atas segala dosa yang dilakukan oleh seorang hamba dengan upaya untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut. Hal ini dapat dilakukan baik dengan perkataan maupun perbuatan, beberapa ulama mengungkapkan istighfar berasal dari kata "alghafar" yang berarti "as-satr /menutup" untuk itu dinamakan istighfar karena mengandung ma'na menutupi.

Istighfar merupakan suatu ibadah yang mulia dan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, baik hal tersebut untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
Berikut ini beberapa  manfaat yang akan diraih oleh hamba dengan beristighfar.

Sebab Pengampunan Dosa
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, (tetapi) kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Terjemahan QS. An-Nisa`: 110)
Menghindarkan Hamba dari Adzab dan Musibah
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
“Dan Allah tidak akan menyiksa mereka sedang mereka dalam keadaan beristighfar.” (Terjemahan Al-Anfal: 33)
Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan sebab terselamatkannya Nabi Yunus 'alaihis salam dalam firman-Nya,
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk sebagai orang-orang yang banyak bertasbih, niscaya ia akan tetap tinggal di dalam perut ikan itu sampai hari kebangkitan.” (Terjemahan QS. Ash-Shaffat: 143-144)
Mendatangkan Rahmat Allah
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
“Hendaklah kalian memohon ampunan kepada Allah agar kalian dirahmati.” (Terjemahan QS. An-Naml: 46)
Ini adalah jaminan dari Allah bahwa Dia akan merahmati seseorang yang senantiasa beristighfar.

Sumber Kekuatan dan Kejayaan
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan ucapan Nabi Hud 'alaihis salam kepada kaumnya sebagaimana dalam firman-Nya,
“Wahai kaumku, beristighfarlah kepada Rabb kalian lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atas kalian dan menambahkan kekuatan kepada kekuatan kalian, serta janganlah kalian berpaling dengan berbuat dosa.” (Terjemahan QS. Hud: 52)
Melapangkan Dada Seorang Hamba
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya, kadang terdapat sesuatu yang melekat pada hatiku maka saya pun beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Menjadikan Wajah Berseri dan Berbahagia di Hari Kiamat
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang ingin bahagia dengan catatan amalnya (pada hari kiamat), hendaklah ia beristighfar kepada Allah.” (HR. Ath-Thabarany, dishahihkan oleh syaikh Al-Albany)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
“Sangat beruntunglah orang yang menemukan bahwa pada catatan amalnya terdapat banyak istighfar.” (HR. Ibnu Majah)

Membersihkan Noda Hitam dari Hati
Jika seorang hamba melakukan kesalahan, suatu noda hitam akan tertitik pada hati seorang hamba. Jika hamba beristighfar, dihapuslah noda itu dan hatinya kembali bersih. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
“Jika seseorang melakukan sebuah dosa, dititiklah satu titik hitam pada hatinya. Jika dia bertaubat, berhenti (melakukan dosa), lalu beristighfar, hatinya akan kembali bersih. Jika dia mengulangi dosanya, ditambahkanlah titik hitam sampai menutupi hatinya, dan jika hatinya sudah tertutup, itulah ar-rain 'penutup hati' yang Allah 'Azza wa Jalla sebutkan dalam Al-Qur`an, 'Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya sesuatu yang selalu mereka usahakan itu menjadi ar-rain terhadap hati-hati mereka.' [Al-Muthaffifin: 14].” (HR. Ahmad, At-Tirmidzy, An-Nasa`iy, Ibnu Majah, dan selainnya, dihasankan oleh syaikh Al-Albany)
Bekal dalam Berdakwah di Jalan Allah
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
“Maka bersabarlah kamu karena sesungguhnya janji Allah itu benar, serta beristighfarlah terhadap dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada petang dan pagi.” (Terjemahan QS. Ghafir: 55)

Sebab Terkabulkannya Doa
Nabi shaleh 'alaihis salam berkata kepada kaumnya sebagaimana yang Allah jelaskan dalam firman-Nya,
“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada sembahan (yang hak) bagi kalian, kecuali Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan kalian sebagai pemakmur (bumi) itu maka beristighfarlah kepada-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabb-ku amatlah dekat lagi mengabulkan (doa hamba-Nya).” (Terjemahan QS. Hud: 61)
Meluaskan Rezeki
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman menjelaskan seruan Nabi Nuh 'alaihis salam kepada kaumnya,
“Maka saya berkata (kepada mereka), 'Mohonlah ampunan kepada Rabb kalian (karena) sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit atas kalian. Dan Dia akan melipatkangandakan harta dan anak-anak kalian, mengadakan kebun-kebun atas kalian, serta mengadakan sungai-sungai untuk kalian.” (Terjemahan QS. Nuh: 10-12)

Ayat di atas menunjukkan bahwa istighfar adalah sebab turunnya rezeki dari langit, dilapangkannya harta dan keturunan, serta dibukakannya berbagai kebaikan untuk hamba sehingga, terhadap masalah apapun yang dihadapi oleh seorang hamba, jalan keluar akan dihamparkan untuknya.

Suatu waktu ada 4 orang datang kepada Hasan Al Basri dan bergantian menyampaikan masalahnya.
Orang pertama datang mengadukan kekeringan yang melanda karena hujan tidak turun dari langit. Hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar.

Orang kedua datang mengadukan kemiskinan yang dideritanya. Hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar.

Orang ketiga datang mengadukan istrinya mandul, tidak bisa melahirkan. Hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar.

Orang keempat datang mengeluhkan kebunnya yang gersang tidak dapat menumbuhkan tanaman. Hasan Al Basri memberi nasehat kepada orang tersebut untuk beristighfar.

Mereka yang hadir heran karena mendapat nasehat yang sama, Mereka akhirnya bertanya kenapa jawabannya hanya satu untuk berbagai problem yang berbeda?

Hasan Al Basri menjawab:  “Apakah kamu tidak membaca firman Allah berikut -lalu beliau membaca Al Quran surat Nuh ayat 10-12.

Mari menjauhi segala maksiat seraya memperbanyak istighfar kepada Allah Azza wa Jalla. Astaghfirullah wa atubu ilaih.[]
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dibolehkan menyebarkan konten website ini tanpa perlu izin dengan tetap menyertakan sumbernya. Tim al-Balagh Media